Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam surat Al-Qiyamah: “Aku bersumpah demi hari Kiamat.” (QS. Al-Qiyamah: 1) Sesungguhnya akan datang suatu hari, ketika manusia bangkit dari kubur mereka untuk diperhitungkan amal perbuatannya.
Kemudian Allah bersumpah demi jiwa yang senantiasa menyesali diri, yang mencela dirinya karena telah meninggalkan ketaatan, lalu justru melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa.
Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?” (QS. Al-Qiyamah: 3) Maksudnya, apakah menurut perkiraanmu, wahai manusia, bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tidak sanggup mengumpulkan kembali tulang-tulangmu, lalu menghidupkanmu setelah kematianmu?
Allah Ta’ala berfirman: “Tentu! Kami mampu menyusun kembali ruas-ruas jarimu dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah: 4) Ruas jari yang tiap-tiap kita punya ukuran yang berbeda-beda satu sama lain. Allah ‘Azza wa Jalla mampu mengembalikannya meski telah hancur lebur.
Namun manusia ingin terus berbuat maksiat. Karena itu, dia mempertanyakan keberadaan hari Kiamat. Pada hari agung itu, mata terbelalak tak berkedip, dan muncullah tanda-tanda alam, di antaranya gerhana bulan, dan pada hari itu bulan dikumpulkan dengan matahari.
Manusia pun berkata, “Ke mana tempat berlari?” (QS. Al-Qiyamah: 10) Maksudnya, ke mana jalan yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah ‘Azza wa Jalla? “Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung.” (QS. Al-Qiyamah: 11)
Manusia sama sekali tidak akan mampu menghindar dari takdir tersebut. Dan realitasnya tidak seperti yang diangan-angankan oleh manusia. Justru ia pasti diperhitungkan amal perbuatannya.
Pada hari itu, manusia diberitahu mengenai apa yang telah ia lakukan dan apa yang telah ia tinggalkan. Amal perbuatan anak cucu Adam dihitung dengan sangat teliti. Lalu ia diperhitungkan amalannya dan diberitahu mengenainya.
“Bahkan, manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri.” (QS. Al-Qiyamah: 14) Bahkan terdapat hujjah yang nyata atas dirinya, yang memaksa dia mengakui apa yang telah ia perbuat atau tinggalkan.
=====
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي سُورَةِ الْقِيَامَةِ لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَإِنَّ هُنَاكَ يَوْمًا سَيَقُومُ فِيهِ النَّاسُ مِنْ قُبُورِهِمْ لِيُحَاسَبُوا عَلَى أَعْمَالِهِمْ
ثُمَّ أَقْسَمَ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِالَّتِي تَلُومُ صَاحِبَهَا عَلَى تَرْكِ الطَّاعَاتِ وَفِعْلِ الْمَعَاصِي وَالسَّيِّئَاتِ
وَحِينَئِذٍ قَالَ تَعَالَى أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَلَّن نَّجْمَعَ عِظَامَهُ أَيْ هَلْ فِي تَقْدِيرِكَ يَا أَيُّهَا الإِنْسَانُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَاجِزٌ عَنْ أَنْ يَجْمَعَ عِظَامَكَ فَيُحْيِيَكَ بَعْدَ مَمَاتِكَ
فَقَالَ تَعَالَى بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ فَجُزْءُ الْأُصْبُعِ الَّذِي يَخْتَلِفُ فِيهِ كُلُّ وَاحِدٍ مِنَّا عَنِ الْآخَرِ قَادِرٌ رَبُّ الْعِزَّةِ وَالْجَلَالِ أَنْ يُعِيدَهُ بَعْدَ أَنْ يُصْبِحَ رَمَمًا
وَلَكِنَّ الْإِنْسَانَ يُرِيدُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ وَلِذَلِكَ فَهُوَ يَسْأَلُ عَنْ يَوْمِ الْقِيَامَةِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ الْعَظِيمِ الَّذِي يَبْرُقُ فِيهِ الْبَصَرُ وَيَكُونُ هُنَاكَ عَلَامَاتٌ كَوْنِيَّةٌ مِنْهَا خُسُوفُ الْقَمَرِ وَجَمْعُهُ مَعَ الشَّمْسِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ
يَقُولُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ أَيْنَ الطَّرِيقُ الَّذِي نَتَخَلَّصُ بِهِ مِنْ عَذَابِ رَبِّ الْعِزَّةِ وَالْجَلَالِ كَلَّا لَا وَزَرَ
أَيْ لَا يُمْكِنُ لِلْإِنْسَانِ أَنْ يَتَخَلَّصَ مِنْ ذَلِكَ الْمَصِيْرِ وَلَيْسَ الْأَمْرُ كَمَا يَتَمَنَّاهُ الْإِنْسَانُ بَلْ لَا بُدَّ أَنْ يُحَاسَبَ عَلَى أَعْمَالِهِ
وَفِي ذَلِكَ الْيَوْمِ يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ يُحْصَى أَعْمَالُ ابْنِ آدَمَ إِحْصَاءً دَقِيقًا فَيُحَاسَبُ عَلَيْهَا وَيُخْبَرُ بِهَا
بَلِ الْإِنسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ بَلْ هُنَاكَ حُجَّةٌ وَاضِحَةٌ عَلَى نَفْسِ الْإِنْسَانِ تُلْزِمُهُ بِمَا فَعَلَ أَوْ تَرَكَ